SEMARANG – Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi berdasar hasil survei, bertengger di urutan teratas sebagai bakal calon Gubernur Jateng.

Menurut Pendiri Kanigoro Network, Joko Kanigoro, hal itu didasari faktor bahwa Kapolda Jateng tersebut sudah teruji dalam menguasai masalah dan memiliki keahlian di bidang teritorial.

Dalam simulasi survei yang dilakukan Kanigoro Network, Ahmad Luthfi menduduki posisi pertama dengan elektabilitas sebesar 25,1 persen, diikuti Hendrar Prihadi sebesar 23,8 persen dan posisi ketiga Sudaryono sebesar 13,7 persen.

Selain tiga nama itu, nama lain yang masuk dalam survei yakni Taj Yasin Maimoen (9,4 persen), Dico M Ganinduto (7,2 persen), Yusuf Chudlori (5,6 persen), Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul (4,5 persen).

Sedangkan, 10,7 persen lainnya menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

“Kemunculan Ahmad Luthfi merupakan jawaban dari keraguan publik terhadap kepemimpinan Jateng sebelumnya yang tidak memberikan perubahan signifikan. Sosok Luthfi adalah antitesa dari gubernur-gubernur sebelumnya,” kata Joko, Rabu (8/5/2024).

Faktor kedua, lanjut dia, dengan latar belakang sebagai Kapolda Jateng, Ahmad Luthfi dinilai sosok yang paling berkapasitas memimpin Jawa Tengah.

“Penguasaan masalah dan teriorial Jateng menjadi salah satu faktor kenapa elektabilitas Ahmad Luthfi paling tinggi diantara tokoh-tokoh lain,” jelas dia.

Di sisi lain, Joko juga memaparkan simulasi sampel pasangan calon gubernur dan wakil gubernur berdasarkan prediksi pengelompokan partai pengusung yang memungkinkan adanya tiga pasangan calon.

Hal itu berdasarkan dari prediksi elektabilitas dan ketersediaan jumlah kursi partai politik DPRD Jawa Tengah.

“Jadi sangat mungkin di Pilkada Jawa Tengah nanti akan diikuti oleh tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur,” paparnya.

Lebih lanjut, Joko menjelaskan bahwa simulasi tiga pasangan diambil dari skor yang menempati urutan tiga besar tokoh potensial untuk diusung sebagai calon gubernur.

Sedangkan skor urutan nomor empat hingga ke bawahnya memiliki potensi untuk dipasangkan sebagai calon wakil gubernur.

Pendiri Kanigoro Network itu menilai, sistem skor elektabilitas dapat dijadikan pertimbangan logis dalam menangkap aspirasi publik melalui survei elektabilitas pasangan dalam menentukan pilihannya, berdasarkan ketersediaan tokoh dengan pengelompokan kursi partai politik di Jawa Tengah.

“Kalau mau konsisten dalam pengambilan sampel calon gubernur-wakil gubernur, ya harus relevan dengan jumlah kursi partai politik yang ada. Dari hitung-hitungan komposisi kursi partai politik ya kita harus menghadirkan maksimal sampel maksimal tiga pasangan.

“Soal kemudian nanti partai politik memiliki perhitungan dan deal-deal politik antar partai pengusung itu urusan lain. Ini alasan kenapa dalam survei dimunculkan tiga pasangan calon berdasarkan skor tingkat elektabilitas,” tandas Joko.

sumber: suaramerdeka

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono, Kombes Pol Nanang Haryono