BANYUWANGI – Warga Desa Pakel yang tergabung dalam jajaran Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera (Presidium GPDS), akhirnya bisa mengadu ke Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah, PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas.

Warga yang didominasi kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU) Desa Pakel ini bertemu usai Busyro Muqoddas tang mengisi pengajian Ahad Pagi di Masjid Ahmad Dahlan Banyuwangi, Minggu (23/6).

Dalam pertemuan itu, rombongan Presidium GPDS, yang dipimpin Syamsul Mu’arif dan Nur Aini, menceritakan tentang konflik sosial yang terjadi di wilayah Desa Pakel. Bahwa terdapat oknum luar daerah yang diduga menjadi pemicu perpecahan dan permusuhan antarwarga.

Mereka juga menguasai tanah negara serta disinyalir melakukan penebangan tanaman milik perkebunan dengan luas sekitar 225 hektar. Bukan hanya itu, kelompok warga itu juga dinilai kerab menebar ketakutan serta perselisihan kepada masyarakat.

“Mereka bukan murni warga Desa Pakel. Sejak keberadaan kelompok warga tersebut, tanaman milik kami juga tiba-tiba ada yang menebangi,” keluh Nur Aini kepada Busyro Muqoddas yang juga mantan Ketua KPK RI itu.

Kepada tokoh Muhammadiyah Pusat itu, Presidium GPDS berharap untuk bisa dibantu guna mewujudkan kedamaian dan kondusifitas diwilayah Desa Pakel. Meski tidak mendapat jawaban dari Busyro Muqoddas, warga NU Desa Pakel mengaku telah puas bisa menyampaikan uneg-uneg.

“Bapak Busyro Muqoddas adalah tokoh panutan nan bijaksana, kami yakin beliau akan lebih mengedepankan kemaslahatan umat,” cetus pria asal Dusun Krajan, Desa Pakel ini.

Upaya Presidium GPDS untuk menemui Busyro Muqoddas ini bukan tanpa sebab. Langkah tersebut dilakukan karena warga NU Desa Pakel, mendapat informasi bahwa Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah, PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, sedang ada kegiatan di Banyuwangi. Selama di Banyuwangi, dia dikabarkan akan menemui sekelompok warga di Desa Pakel, seperti yang dilakukan pada akhir Juli 2022 lalu.

Dan kelompok yang dijumpai Busyro Muqoddas itu merupakan sekelompok warga Desa Pakel yang dikeluhkan oleh Presidium GPDS.

“Kami sangat menghormati dan meng idolakan Bapak Busyro Muqoddas. Semoga, jika beliau bisa menyakini kebenaran informasi dari mereka, kami harapkan beliau juga menerima informasi dari kami secara adil dan bijaksana,” cetus Syamsul Mu’arif.

“Jangan sampai nama harum beliau menjadi berkurang, gara-gara hanya mendengar informasi satu pihak,” imbuhnya.

Perjuangan Presidium GPDS untuk bisa mengadukan tentang konflik sosial di Desa Pakel, terbilang sangat luar biasa. Pertama, mereka mendatangi Busyro Muqoddas, saat sedang menjadi pembicara dalam Launching Al-Maun Goes to Village dan Dialog Ideologi Kepemimpinan Berkemajuan, di Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah, Jalan Raya Jember No.25, Dusun Krajan, Desa Kalirejo, Kecamatan Kabat, Sabtu (22/6).

Baca juga: Kisah Penjual Martabak Banyuwangi, 3,5 Tahun Tabung Uang Koin hingga Bisa Beli Rumah
Kegiatan yang digelar Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, itu mengusung tema ‘Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Terdampak Konflik Agraria dan SDA’. Disitu, Presidium GPDS, tidak berhasil menyampaikan aduan kepada Busyro Muqoddas.

Usaha kedua dilakukan dengan mendatangi ke Hotel Santika Banyuwangi, tempat Busyro Muqoddas menginap, di Jalan Letjen S Parman No.15, Kelurahan Sobo, pada Sabtu malam (22/6). Karena Busro Muqoddas, sedang kurang enak badan, Presidium GPDS tidak bisa melontarkan aduan secara panjang lebar.

Hingga akhirnya, Presidium GPDS, berhasil meluapkan curhatan kepada Busyro Muqoddas, di masjid Ahmad Dahlan Banyuwangi. “Kami akui, kami lumayan kesulitan untuk bisa menyampaikan pengaduan kepada Bapak Busyro Muqoddas,” urai Syamsul Mu’arif.

sumber: kabarbaik

 

Polresta Banyuwangi, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nanang Haryono, Kabupaten Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi, Banyuwangi, Kota Banyuwangi, Blambangan, Polda Jatim, Jawa Timur, Jatim, Polres Banyuwangi, Resta Banyuwangi